MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM (TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM BAGIAN KE EMPAT)
TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM YANG WAJIB DIKETAHUI MANUSIA Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (Bagian Keempat dari Empat Tulisan)
MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI
WA SALLAM
Beliau
adalah Muhammad bin 'Abdullah, bin 'Abdul Muthallib, bin Hasyim. Hasyim adalah termasuk
suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedang bangsa Arab adalah termasuk
keturunan Nabi Isma'il, putera Nabi Ibrahim Al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan
kepadanya dan kepada Nabi kita sebaik-baik shalawat dan salam. Beliau berumur
63 tahun, diantaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai
nabi dan rasul.
Beliau
diangkat sebagai nabi dengan "Iqra" yakni surah Al-'Alaq : 1-5, dan
diangkat sebagai rasul dengan surah Al-Mudatstsir. Tempat asal beliau adalah
Makkah. Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan
mengajak kepada tauhid.
Dalilnya, firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Wahai orang yang berselimut ! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan.
Agungkanlah Tuhanmu. Sucikalah pakaianmu. Tinggalkanlah berhalaberhala itu. Dan
janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak.
Serta bersabarlah untuk memenuhi perintah Tuhanmu". (Al-Mudatstsir : 1-7)
Pengertian :
"Sampaikanlah peringatan", ialah
menyampaikan peringatan menjauhi syirik dan mengajak kepada tauhid.
"Agungkanlah Tuhanmu". Agungkanlah
Ia dengan berserah diri dan beribadah
kepada-Nya
semata-mata.
"Sucikanlah pakaianmu", maksudnya ;
Sucikanlah segala amalmu dari perbuatan
syirik.
"Tinggalkanlah berhala-berhala itu",
artinya : Jauhkan dan bebaskan dirimu darinya
serta
orang-orang yang memujanya.
Beliaupun
melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak
kepada tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di mi'rajkan (diangkat naik) ke
atas langit dan disyari'atkan kepada beliau shalat lima waktu. Beliau melakukan
shalat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian, sesudah itu, beliau diperintahkan
untuk berhijrah ke Madinah.
Hijrah, pengertiannya, ialah
: Pindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
Hijrah
ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban
tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat. Dalil yang menunjukkan
kewajiban hijrah, yaitu
Firman Allah Ta'ala :
"Sesungguhnya
orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri
mereka sendiri 1, kepada mereka malaikat bertanya :'Dalam keadaan bagaimana
kamu ini .? 'Mereka menjawab : Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri
(Makkah). Para malaikat berkata : 'Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu
dapat berhijrah (kemana saja) di bumi ini?. Maka mereka itulah tempat
tinggalnya neraka Jahannam dan Jahannam itu adalah seburukburuk tempat kembali.
Akan tetapi orang-orang yang tertindas di antara mereka, seperti kaum lelaki
dan wanita serta anak-anak yang mereka itu dalam keadaan tidak mampu
menyelamatkan diri dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), maka mudah-mudahan
Allah memaafkan mereka. Dan Allah adalah Maha Pema'af lagi Maha
Pengampun". (An-Nisaa : 97-99)
Dan firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Wahai hamba-hamba-Ku yang beriman ! Sesungguhnya, bumi-Ku adalah luas, maka
hanya kepada-Ku saja supaya kamu beribadah". (Al-Ankabuut : 56)
Al-Baghawai
2, Rahimahullah, berkata :"Ayat ini, sebab turunnya, adalah ditujukan
kepada orang-orang muslim yang masih berada di Makkah, yang mereka itu belum
juga berhijrah. Karena itu, Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan
orang-orang yang beriman".
Adapun dalil dari Sunnah yang menunjukkan
kewajiban hijrah, yaitu sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam :
"Artinya
: Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum ditutup, sedang pintu
taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari barat". (Hadits Riwayat
Imam Ahmad dalam Al-Musnad, jilid 4, hal. 99. Abu Dawud dalam Sunannya, kitab
Al-Jihad, bab 2, dan Ad-Darimi dalam Sunan-nya, kitab As-Sam, bab 70)
Setelah
Nabi Muhammad menetap di Madinah, disyariatkan kepada beliau zakat, puasa,
haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi mungkar, serta syariat-syariat Islam
lainnya. Beliau-pun melaksanakan untuk menyampaikan hal ini dengan tekun dan
gigih selama sepuluh tahun. Sesudah itu wafatlah beliau, sedang agamanya tetap
dalam keadaan lestari.
Inilah
agama yang beliau bawa : Tiada suatu kebaikan yang tidak beliau tunjukkan kepada
umatnya dan tiada suatu keburukan yang tidak beliau peringatkan kepada umatnya
supaya di jauhi. Kebaikan yang beliau tunjukkan ialah tauhid serta segala yang
dicintai dan diridhai Allah, sedang keburukan yang beliau peringatkan supaya
dijauhi ialah syirik serta segala yang dibenci dan tidak disenangi Allah.
Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia,
dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya.
Allah Ta'ala berfirman : "Artinya
: Katakanlah. 'Wahai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada
kamu semua". (Al-Araaf : 158)
Dan
melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita, Firman Allah Ta'ala : "..Pada
hari ini 3, telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan Aku lengkapkan
kepadamu
ni'mat-Ku serta Aku ridhai Islam itu menjadi agama bagimu". (Al-Maaidah : 3)
Adapun
dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam juga wafat,
ialah Firman Allah Ta'ala :
"Artinya
:Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya mereka-pun akan mati (pula).
Kemudian, sesungguhnya kamu nanti pada hari kiamat berbantah-bantahan di hadapan
Tuhanmu". (Az-Zumar : 30-31)
Manusia
sesudah mati, mereka nanti akan dibangkitkan kembali.
Dalilnya firman Allah
Ta'ala : "Artinya : Berasal dari tanahlah kamu telah Kami jadikan dan
kepadanya kamu Kami kembalikan serta darinya kamu akan Kami bangkitkan sekali
lagi".
(Thaa-haa: 55)
Dan firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian
Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari Kiamat) Dia akan
mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya". (Nuh : 17-18)
Setelah
manusia dibangkitkan, mereka akan di hisab dan diberi balasan sesuai dengan
amal perbuatan mereka, Firman Allah
Ta'ala :
"Artinya
: Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi,
supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan
perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik
dengan (pahala) yang lebih baik (surga)". (An-Najm : 31)
Barangsiapa
yang tidak mengimani kebangkitan ini, maka dia adalah kafir, Firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: (Kami telah mengutus) rasul-rasul menadi penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi menusia membantah Allah sebelum
(diutusnya), serta beliulah penutup para nabi". (An-Nisaa : 165)
"Artinya
: Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan.
Katakan : 'Tidaklah demikian. Demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan
niscaya akan diberitakan kepadamu apapun yang telah kamu kerjakan. Yang
demikian itu adalah amat mudah bagi Allah". (At-Tghaabun : 7)
Allah
telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan.
Sebagaimana firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: (Kami telah mengutus) rasul-rasul menjadi penyampai kabar gembira dan pemberi
peringatan supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah
(diutusnya) para rasul itu .." (An-Nisaa
: 165)
Rasul
pertama adalah Nabi Nuh 'Alaihissalam 4, Dan rasul terkahir adalah Nabi
Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam, serta beliaulah penutup para nabi.
Dalil
yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi
wasallam, Firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Sesungguhnya Kami wahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana
Kami
telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya .." (An-Nisaa :163)
Dan
Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari Nabi Nuh
sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadat kepada Allah
sematamata dan melarang mereka beribadah kepada thagut.
Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya
: Dan sesungguhnya, Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk
menyerukan) :'Beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhilah thagut itu ..".
(An-Nahl : 36)
Dengan
demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir
terhadap thagut dan hanya beriman kepada-Nya.
Ibnu
Al-Qayyim 5, Rahimahullah Ta'ala, telah menjelaskan pengertian thagut tersebut
dengan mengatakan.
"Artinya
: Thagut, ialah setiap yang diperlakukan manusia secara melampui batas (yang
telah ditentukan oleh Allah), seperti dengan disembah, atau diikuti atau dipatuhi".
Dan thagut itu banyak macamnya, tokoh-tokohnya
ada lima :
1.
Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2.
Orang yang disembah, sedang dia sendiri rela.
3.
Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4.
Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib, dan
5.
Orang yang memutuskan sesuatu tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh
Allah.
Allah Ta'ala berfirman :
"Artinya
: Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari
kesesatan. Untuk itu, barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada
Allah, maka dia benar-benar telah berpegang teguh dengan tali yang terkuat,
yang tidak akan terputus tali itu. Dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui".
(Al-Baqarah : 256)
Ingkar
kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat
tadi, adalah hakekat syahadat "Laa Ilaaha Ilallah".
Dan
diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya
: Pokok agama ini adalah Islam 6, dan tiangnya adalah shalat, sedang ujung
tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah". (Hadits Shahih riwayat
Ath- Thabarani dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, dan riwayat At-Tirmidzi dalam
Al- Jaami Ash-Shahih, kitab Al-Imaan, bab 8). Hanya
Allah-lah Yang Mahatau. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan Allah kepada
Nabi Muhammad kepada keluarga dan para sahabatnya.
Keterangan :
Tiga Landasan Utama
Diterbitkan oleh :
Kementrian Urusan Islam,
Waqaf, Da'wah dan Penyuluhan Urusan Penerbitan dan Penyebaran Kerajaan Arab
Saudi
Fote Note :
1.
Yang dimaksud dengan orang-orang yang zhalim terhadap diri mereka sendiri dalam
ayat ini, ialah orang-orang penduduk Makkah yang sudah masuk Islam tetapi
mereka tidak mau hijrah bersama Nabi, padahal mereka mampu dan sanggup. Mereka
ditindas dan dipaksa oleh orang-orang kafir supaya ikut bersama mereka pergi ke
perang Badar, akhirnya ada diantara mereka yang terbunuh.
2. Abu
Muhammad Al-Husein bin Mas'ud bin Muhammad Al-Farra' atau Ibnu Al-Farra'. Al
Baghawi (436-510H - 1044-1117M). Seorang ahli dalam bidang fiqh, hadits dan
tafsir. Di antara karyanya : At-Tahdziib (fiqh), Syarh As-Sunnah (hadits),
Lubaab At-Ta'wiil fi Ma'aalim At-Tanziil (tafsir).
3.
Maksudnya, adalah hari Jum'at ketika wukuf di Arafah, pada waktu Haji Wada.
4.
Selain dalil dari Al-Qur'an yang disebutkan Penulis, yang menunjukkan bahwa
Nabi Nuh adalah rasul pertama, di sana juga ada hadits shahih yang menyatakan
bahwa Nabi Nuh adalah rasul pertama yang di utus kepada penduduk bumi ini,
seperti hadits riwayat Al-Bukhari dalam Shahih-nya kitab Al-Anbiya, bab 3 dan
riwayat Muslim dalam Shahih-nya kitab Al-Iman, bab. 84. Adapun Nabi Adam
Alaihissalam, menurut sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari,
Radhiyallahu anhu. Beliau adalah nabi pertama. Dan disebutkan dalam hadits ini
bahwa jumlah para nabi ada 124 ribu orang, dari jumlah tersebut sebagai rasul
315 orang, dan dalam riwayat lain disebutkan 310 orang lebih. Lihat : Imam
Ahmad, Al-Musnad, jilid 5, hal. 178, 179 dan 265.
5. Abu
Abdillah : Muhammad bin Abu Bakar, bin Ayyub, bin Said, Az-Zur'i,Ad-Dimasqi,
terkenal dengan Ibnu Al-Qayyim Al-Jauziyyah (691-751H - 1292 - 1350M). Seorang
ulama yang giat dan gigih dalam mengajak umat Islam pada zamannya untuk kembali
kepada tuntunan Al-Qur'an dan Sunnah serta mengikuti jejak para Salaf Shalih.
Mempunyai banyak karya tulsi, antara lain : Madaarij As-Salikin, Zaad
Al-Ma'aad, Thariiq Al-Hijratain wa Baab As-Sa'aadatain, At-Tibyaan fi Aqwaam
Al-Qur'aan, Miftah Daar As-Sa'aadah.
6.
Silahkan melihat kembali pengertian Islam yang disebutkan oleh Penulis, dalam
Tiga Landasan Utama bagian 3/4.
Post a Comment for "MENGENAL NABI MUHAMMAD SHALLALLAHU 'ALAIHI WA SALLAM (TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM BAGIAN KE EMPAT)"