MENGENAL ISLAM (TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM BAGIAN KETIGA)
TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM YANG WAJIB
DIKETAHUI MANUSIA Oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab (Bagian Ketiga dari
Empat Tulisan)
MENGENAL ISLAM
Islam,
ialah berserah diri kepada Allah dengan tauhid dan tunduk kepada-Nya dengan penuh
kepatuhan akan segala perintah-Nya serta menyelamatkan diri dari perbuatan
syirik dan orang-orang yang berbuat syirik. Dan
agama Islam, dalam pengertian tersebut, mempunyai tiga tingkatan, yaitu :
Islam, Iman dan Ihsan, masing-masing tingkatan mempunyai rukun-rukunnya.
I. TINGKATAN ISLAM
Adapun
tingkatan Islam, rukunnya ada lima :
1. Syahadat (pengakuan dengan hati dan lisan)
bahwa "Laa Ilaaha Ilallaah" (Tiada sesembahan yang haq selain Allah)
dan Muhammad adalah Rasulullah.
2. Mendirikan shalat.
3. Mengeluarkan zakat.
4. Shiyam pada bulan Ramadhan.
5. dan Haji ke Baitullah Al-Haram.
1. Dalil Syahadat.
Firman
Allah Ta'ala.
"Artinya
: Allah menyatakan bahwa tiada sesembahan (yang haq) selain Dia, dengan
senantiasa menegakkan keadilan (Juga menyatakan demikian itu) para malaikat dan
orang-orang yang berilmu. Tiada sesembahan (yang haq) selain Dia. Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana". (Al-Imraan : 18).
"Laa
Ilaaha Ilallaah"' artinya : Tiada sesembahan yang haq selain Allah. Syahadat
ini mengandung dua unsur : menolak dan
menetapkan. "Laa Ilaaha",
adalah menolak segala sembahan selain
Allah. "Illallaah"
adalah menetapkan bahwa penyembahan itu hanya untuk Allah semata-mata, tiada
sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu didalam penyembahan kepada-Nya,
sebagaimana tiada sesuatu apapun yang boleh dijadikan sekutu di dalam
kekuasaan-Nya.
Tafsiran
syahadat tersebut diperjelas oleh firman Allah Subhanahu wa Ta'ala.
"Artinya
: Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kepada kaumnya : '’Sesungguhnya
aku menyatakan lepas dari segala yang kamu sembah, kecuali Tuhan yang telah
menciptakan-ku, karena sesungguhnya Dia akan menunjuki'. Dan (Ibrahim)
menjadikan kalimat tauhid itu kalimat yang kekal pada keturunannya supaya
mereka senantiasa kembali (kepada tauhid)".
(Az-Zukhruf : 26-28)
"Artinya
: Katakanlah (Muhammad) : 'Hai ahli kitab ! Marilah kamu kepada suatu kalimat
yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, yaitu ; hendaklah kita tidak
menyembah selain Allah dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya
serta janganlah sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai Tuhan
selain Allah. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka :
“Saksikanlah,
bahwa kami adalah orang-orang yang muslim (menyerahkan diri
kepada
Allah)". (Ali 'Imran : 64)
Adapun dalil syahadat bahwa
Muhammad adalah Rasulullah, Firman Allah Ta'ala:
"Artinya
: Sungguh, telah datang kepadamu seorang rasul dari kalangan kamu sendiri,
terasa berat olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan)
untukmu, amat belas kasihan lagi penyayang kepada orang-orang yang
beriman". (Alt-Taubah : 128)
Syahadat bahwa Muhammad adalah
Rasulullah, berarti : mentaati apa yang diperintahkannya, membenarkan
apa yang diberitakannya, menjauhi apa yang dilarang serta dicegahnya, dan
menyembah Allah hanya dengan cara yang disyariatkannya.
2. Dalil Shalat dan Zakat
serta tafsiran Tauhid
Firman
Allah Ta'ala :
"Artinya
: Padahal mereka tidaklah diperintahkan kecuali supaya beribadah kepada Allah,
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya lagi bersikap lurus, dan supaya mereka
mendirikan Shalat serta mengeluarkan Zakat. Demikian itulah tuntunan agama yang
lurus". (Al-Bayyinah : 5)
3. Dalil Shiyam
Firman
Allah Ta'ala :
"Artinya
: Wahai orang-orang yang beriman ! Diwajibkan kepada kamu untuk melakukan
shiyam, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelum kamu, agar kamu
bertakwa". (Al-Baqarah : 183)
4. Dalil Haji
Firman
Allah Ta'ala :
"Artinya
: Dan hanya untuk Allah, wajib bagi manusia melakukan haji, yaitu (bagi) orang
yang mampu mengadakan perjalanan ke Baitullah. Dan barangsiapa yang mengingkari
(kewajiban haji) maka sesungguhnya Allah Maha tidak memerlukan semsesta
alam". (Al 'Imran : 97)
II. TINGKATAN IMAN
Iman
itu lebih dari tujuh puluh cabang. Cabang yang paling tinggi ialah syahadat
"Laa Ilaaha Ilallaah",
sedang cabang yang paling rendah ialah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan sifat
malu adalah salah satu dari cabang Iman.
Rukun Iman ada enam, yaitu :
1.
Iman kepada Allah.
2.
Iman kepada para Malaikat-Nya.
3.
Iman kepada Kitab-kitab-Nya.
4.
Iman kepada para Rasul-Nya.
5.
Iman kepada hari Akhirat, dan
6.
Iman kepada Qadar, yang baik dan yang buruk. (Qadar : takdir, ketentuan Ilahi.
Yaitu : Iman bahwa segala sesuatu yang terjadi di dalam semesta ini adalah
diketahui,
dikehendaki
dan dijadikan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala).
Dalil keenam rukun ini, Firman Allah
Ta'ala :
"Artinya
: Berbakti (dari Iman) itu bukanlah sekedar menghadapkan wajahmu (dalam shalat)
ke arah Timur dan Barat, tetapi berbakti (dan Iman) yang sebenarnya ialah iman
seseorang kepada Allah, hari Akhirat, para Malaikat, Kitabkitab dan Nabi-nabi...".(Al-Baqarah : 177)
Dan firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Sesungguhnya segala sesuatu telah Kami ciptakan sesuai dengan qadar". (Al-Qomar : 49)
III. TINGKATAN IHSAN
Ihsan,
rukunnya hanya satu, yaitu :
"Artinya
: Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu
tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu". (Pengertian Ihsan
tersebut adalah penggalan dari hadits Jibril, yang dituturkan oleh Umar bin Al-Khaththab
Radhiyallahu 'Anhu, sebagaimana akan disebutkan).
Dalilnya, firman Allah Ta'ala :
"Artinya
: Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orangorang yang berbuat
ihsan". (An-Nahl : 128)
Dan firman Allah Ta'ala.
"Artinya
: Dan bertakwallah kepada (Allah) Yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang. Yang
melihatmu ketika kamu berdiri (untuk shalat) dan (melihat) perubahan gerak
badanmu di antara orang-orang yang sujud. Sesunnguhnya Dialah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui". (Asy-Syu'araa
: 217-220)
Serta firman-Nya :
"Artinya
: Dalam keadaan apapun kamu berada, dan (ayat) apapun dari Al-Qur'an yang kamu
baca, serta pekerjaan apa saja yang kamu kerjakan, tidak lain kami adalah
menjadi saksi atasmu diwaktu kamu melakukannya". (Yunus : 61)
Adapun dalilnya dari Sunnah,
ialah hadits Jibril1 yang masyhur, yang diriwayatkan dari 'Umar bin
Al-Khaththab Radhiyallahu 'anhu.
"Artinya
: Ketika kami sedang duduk di sisi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, tiba-tiba
ke arah kami seorang laki-laki, sangat putih
pakaiannya, hitam pekat rambutnya, tidak tampak pada tubuhnya tanda-tanda
sehabis dari bepergian jauh dan tiada seorangpun di antara kami yang mengenalnya.
Lalu orang itu duduk di hadapan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, dengan
menyandarkan kelututnya pada kedua lutut beliau serta meletakkan kedua telapak
tangannya di atas kedua paha beliau, dan berkata : 'Ya Muhammad, beritahulah
aku tentang Islam', maka beliau menjawab :'Yaitu : bersyahadat bahwa tiada
sesembahan yang haq selain Allah serta Muhammad adalah Rasulullah, mendirikan
shalat, mengeluarkan zakat, melakukan shiyam pada bulan Ramadhan dan
melaksanakan haji ke Baitullah jika kamu mampu untuk mengadakan perjalanan ke
sana'. Lelaki itu pun berkata : 'Benarlah engkau'. Kata Umar :'Kami merasa
heran kepadanya, ia bertanya kepada beliau, tetapi juga membenarkan beliau.
Lalu ia berkata : 'Beritahulah aku tenatng Iman'. Beliau menjawab :'Yaitu :
Beriman kepada Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya dan
hari Akhirat, serta beriman kepada Qadar yang baik dan yang buruk'. Ia pun
berkata : 'Benarlah engkau'. Kemudian ia berkata : 'Beritahullah aku tentang
Ihsan'. Beliau menjawab :
Yaitu
: Beribadah kepada Allah dalam keadaan seakan-akan kamu melihat-Nya. Jika kamu
tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu'. Ia berkata lagi. Beritahulah
aku tentang hari Kiamat. Beliau menjawab : 'Orang yang ditanya tentang hal
tersebut tidak lebih tahu dari pada orang yang bertanya'. AKhirnya ia berkata
:'Beritahulah aku sebagian dari tanda-tanda Kiamat itu'. Beliau menjawab :
Yaitu
: 'Apabila ada hamba sahaya wanita melahirkan tuannya dan apabila kamu melihat
orang-orang tak beralas kaki, tak berpakaian sempurna melarat lagi, pengembala
domba saling membangga-banggakan diri dalam membangun bangunan yang tinggi'.
Kata Umar : Lalu pergilah orang laki-laki itu, semantara kami berdiam diri saja
dalam waktu yang lama, sehingga Nabi bertanya : Hai Umar, tahukah kamu siapakah
orang yang bertanya itu ? Aku menjawab : Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui.
Beliau pun bersabda : 'Dia adalah Jibril, telah datang kepada kalian untuk
mengajarkan urusan agama kalian". (Hadits Riwayat Muslim dalam Shahihnya,
kitab Al-Iman, bab 1, hadits ke 1. Dan diriwayatkan juga hadits dengan lafadz
seperti ini dari Abu Hurairah oleh Al-Bukhari dalam Shahihnya, kitab Al-Iman,
bab 37, hadits ke 1.)
Fote Note.
Disebut
hadits jibril, karena jibril-lah yang datang kepada Rasulullah Shallallahu
'alaihi wa sallam, dengan menanyakan kepada beliau tentang, Islam, Iman dan
masalah hari Kiamat. Hal itu dimaksudkan untuk memberikan pelajaran kepada kaum
muslimin tentang masalah-masaalah agama.
Bersambung
Post a Comment for "MENGENAL ISLAM (TIGA LANDASAN UTAMA DALAM ISLAM BAGIAN KETIGA)"